Kenallicom, Semangat kewirausahaan menyebar dan tumbuh di masyarakat, sesuai program pemerintah dalam pemberdayaan ekonomi rakyat untuk tidak terpaku pada upaya mencari kerja, melainkan menciptakan lapangan kerja.
Tak terkecuali bagi Ikatan Pesantren Indonesia (IPI) sebagai organisasi kemasyarakatan yang berkomitmen menumbuhkembangkan syiar agama, sekaligus mendorong para santri memiliki jiwa wirausaha.
Wakil Ketua Umum IPI Bagya Mulyanto menyebutkan salah satu misi IPI adalah untuk menyejahterahkan santri dan meningkatkan kualitas pesantrennya dalam kegiatan ekonomi.
Tugas IPI selain sebagai organisasi masyarakat yang melaksanakan kaidah agama, juga mendorong agar para santri dibawah naungan IPI di seluruh Indonesia mempunyai ilmu atau bekal berwirausaha, menjadi "santripreneur".
"Rasul mendapatkan kepercayaan dari Siti Khadijah untuk berwirausaha pada usia 25 tahun. Dinyatakan juga, sembilan dari 10 pintu rahmat itu asalnya dari berniaga. Bahwa sahabat-sahabat Rasul, Abu Bakar, Usman bin Affan serta Abdurrahman bin Auf adalah sahabat yang piawai dalam berniaga" papar Bendahara Umum IPI Bunjamin Noor.
Untuk itu IPI berkomitmen mewujudkan santri wirausaha digital (digital santripreneur).
Dalam program santripreneur, IPI melengkapi para santri dengan pengetahuan melalui pelatihan dan sarana untuk bisa memperoleh penghasilan dari usaha digital.
Bunjamin menyebutkan untuk tahap awal akan diperkenalkan jenis usaha digital dengan menggunakan aplikasi yang dapat melakukan transaksi kebutuhan dasar masyarakat saat ini seperti pembelian pulsa, pembelian token listrik, agen penyedia layanan perbankan syariah, pembayaran kredit dan angsuran, pembelian tiket berbagai moda transportasi umum.
"Semua program sudah dilengkapi dengan sistem pembayaran," ucapnya, menjelaskan.
Bunjamin menyebutkan sudah ada "biller pipeline" dalam program itu yakni 81 perusahaan daerah air minum, 16 perusahaan 'multifinance', 18 TV prabayar, tujuh perusahaan 'travel' atau biro perjalanan.
Selain itu, tujuh perusahaan asuransi, empat institusi donasi, 25 kantor samsat, kantor pajak bumi dan bangunan, PLN, lima perusahaan penerbangan, "game online", sekolah dan kampus untuk pembayaran uang sekolah dan kuliah, rumah sakit, BPJS, perusahaan operator telekomunikasi, dan penyedia jasa internet.
Sebagai langkah awal, menurut dia, program santripreneur akan berlangsung di 19 pondok pesantren di berbagai daerah di Tanah Air yang menjadi proyek percontohan untuk mengikuti pelatihan selama tiga hari.
"Saya akan mendatangi satu per satu dari 19 pondok pesantren tersebut, untuk menyampaikan program ini," imbuhnya, yang mengaku siap untuk "roadshow" ke sejumlah 19 pondok pesantren dimaksud.
Bunjamin menyebutkan di Indonesia terdapat 144.233 pondok pesantren dan jumlah sebanyak itu merupakan aset besar bangsa ini dalam membina para santri memiliki kemampuan berwirausaha.
Menurut Bunyamin, Program Santripreneur Indonesia akan disosialisasikan lebih lanjut pada Munas I IPI di Surabaya, Jawa Timur pada 27-29 Februari 2016.
Bisnis Digital Sementara itu bisnis digital pun mempunyai prospek cerah seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi yang mempermudah masyarakat dalam memberi dan menerima layanan atau jasa.
Asosiasi Digital Entrepreneur Indonesia (ADEI) menyatakan perkembangan bisnis digital secara signifikan dapat membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Ketua Umum ADEI Bari Arijono menyebutkan bahwa bisnis digital pada tahun ini dapat membantu pertumbuhan ekonomi nasional paling tidak sebesar 0,1 persen.
"Misalkan, pertumbuhan ekonomi berada di 5,02 persen, ditambah ekonomi digital bisa mencapai 5,12 persen karena pasarnya akan terus bertumbuh," tutur Bari, menjelaskan.
Peranan bisnis digital, lanjut dia, tidak bisa dianggap remeh, sebab pada masa kemajuan teknologi saat ini hingga ke depan akan semakin banyak manusia yang memanfaatkan keberadaan teknologi dunia maya untuk berbisnis.
"Start up" akan semakin bertumbuh, yang akan berpengaruh pada meningkatnya transaksi dan secara langsung mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja.
"Pasar 'offline' bisa saja semakin sepi, tetapi transaksi 'online' atau daring kami yakin akan terus meningkat," ujarnya, menambahkan.
Ia menyebutkan masih banyak pasar yang belum tergarap secara digital seperti pertanian, perikanan, peternakan, dan pariwisata.
ADEI menargetkan dalam tiga tahun ke depan akan ada satu juta orang pebisnis yang bergerak melalui jaringan digital.
Demi mewujudkan targetnya, asosiasi yang beranggotakan 200 pengusaha digital tersebut berencana memberikan pelatihan, terutama kepada masyarakat kalangan akar rumput.
Menurut pengusaha yang juga Wakil Ketua Umum KADIN Bidang UMKM, Koperasi dan Industri Kreatif Sandiaga Uno, dunia digital memang harua digerakkan sampai ke tingkat akar rumput.
Pada dasarnya lingkungan kerja bisnis digital lebih fleksibel dan tidak menuntut keahlian khusus dan modal berlimpah ruah.
"Yang penting itu idenya, bukan uang. Kerja keras dan jangan takur gaga. Kegagalan merupakan awal atau pintu kesuksesan," tutur pengusaha putra dari Mien Uno ini.
Jadi program "santripreneur" dari IPI yang berkomitmen mewujudkan santri wirausaha digital merupakan ide cemerlang bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Penulis : BUDI SETIAWANTO
Kenallicom, Semangat kewirausahaan menyebar dan tumbuh di masyarakat, sesuai program pemerintah dalam pemberdayaan ekonomi rakyat untuk tidak terpaku pada upaya mencari kerja, melainkan menciptakan lapangan kerja.
Tak terkecuali bagi Ikatan Pesantren Indonesia (IPI) sebagai organisasi kemasyarakatan yang berkomitmen menumbuhkembangkan syiar agama, sekaligus mendorong para santri memiliki jiwa wirausaha.
Wakil Ketua Umum IPI Bagya Mulyanto menyebutkan salah satu misi IPI adalah untuk menyejahterahkan santri dan meningkatkan kualitas pesantrennya dalam kegiatan ekonomi.
Tugas IPI selain sebagai organisasi masyarakat yang melaksanakan kaidah agama, juga mendorong agar para santri dibawah naungan IPI di seluruh Indonesia mempunyai ilmu atau bekal berwirausaha, menjadi "santripreneur".
"Rasul mendapatkan kepercayaan dari Siti Khadijah untuk berwirausaha pada usia 25 tahun. Dinyatakan juga, sembilan dari 10 pintu rahmat itu asalnya dari berniaga. Bahwa sahabat-sahabat Rasul, Abu Bakar, Usman bin Affan serta Abdurrahman bin Auf adalah sahabat yang piawai dalam berniaga" papar Bendahara Umum IPI Bunjamin Noor.
Untuk itu IPI berkomitmen mewujudkan santri wirausaha digital (digital santripreneur).
Dalam program santripreneur, IPI melengkapi para santri dengan pengetahuan melalui pelatihan dan sarana untuk bisa memperoleh penghasilan dari usaha digital.
Bunjamin menyebutkan untuk tahap awal akan diperkenalkan jenis usaha digital dengan menggunakan aplikasi yang dapat melakukan transaksi kebutuhan dasar masyarakat saat ini seperti pembelian pulsa, pembelian token listrik, agen penyedia layanan perbankan syariah, pembayaran kredit dan angsuran, pembelian tiket berbagai moda transportasi umum.
"Semua program sudah dilengkapi dengan sistem pembayaran," ucapnya, menjelaskan.
Bunjamin menyebutkan sudah ada "biller pipeline" dalam program itu yakni 81 perusahaan daerah air minum, 16 perusahaan 'multifinance', 18 TV prabayar, tujuh perusahaan 'travel' atau biro perjalanan.
Selain itu, tujuh perusahaan asuransi, empat institusi donasi, 25 kantor samsat, kantor pajak bumi dan bangunan, PLN, lima perusahaan penerbangan, "game online", sekolah dan kampus untuk pembayaran uang sekolah dan kuliah, rumah sakit, BPJS, perusahaan operator telekomunikasi, dan penyedia jasa internet.
Sebagai langkah awal, menurut dia, program santripreneur akan berlangsung di 19 pondok pesantren di berbagai daerah di Tanah Air yang menjadi proyek percontohan untuk mengikuti pelatihan selama tiga hari.
"Saya akan mendatangi satu per satu dari 19 pondok pesantren tersebut, untuk menyampaikan program ini," imbuhnya, yang mengaku siap untuk "roadshow" ke sejumlah 19 pondok pesantren dimaksud.
Bunjamin menyebutkan di Indonesia terdapat 144.233 pondok pesantren dan jumlah sebanyak itu merupakan aset besar bangsa ini dalam membina para santri memiliki kemampuan berwirausaha.
Menurut Bunyamin, Program Santripreneur Indonesia akan disosialisasikan lebih lanjut pada Munas I IPI di Surabaya, Jawa Timur pada 27-29 Februari 2016.
Bisnis Digital Sementara itu bisnis digital pun mempunyai prospek cerah seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi yang mempermudah masyarakat dalam memberi dan menerima layanan atau jasa.
Asosiasi Digital Entrepreneur Indonesia (ADEI) menyatakan perkembangan bisnis digital secara signifikan dapat membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Ketua Umum ADEI Bari Arijono menyebutkan bahwa bisnis digital pada tahun ini dapat membantu pertumbuhan ekonomi nasional paling tidak sebesar 0,1 persen.
"Misalkan, pertumbuhan ekonomi berada di 5,02 persen, ditambah ekonomi digital bisa mencapai 5,12 persen karena pasarnya akan terus bertumbuh," tutur Bari, menjelaskan.
Peranan bisnis digital, lanjut dia, tidak bisa dianggap remeh, sebab pada masa kemajuan teknologi saat ini hingga ke depan akan semakin banyak manusia yang memanfaatkan keberadaan teknologi dunia maya untuk berbisnis.
"Start up" akan semakin bertumbuh, yang akan berpengaruh pada meningkatnya transaksi dan secara langsung mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja.
"Pasar 'offline' bisa saja semakin sepi, tetapi transaksi 'online' atau daring kami yakin akan terus meningkat," ujarnya, menambahkan.
Ia menyebutkan masih banyak pasar yang belum tergarap secara digital seperti pertanian, perikanan, peternakan, dan pariwisata.
ADEI menargetkan dalam tiga tahun ke depan akan ada satu juta orang pebisnis yang bergerak melalui jaringan digital.
Demi mewujudkan targetnya, asosiasi yang beranggotakan 200 pengusaha digital tersebut berencana memberikan pelatihan, terutama kepada masyarakat kalangan akar rumput.
Menurut pengusaha yang juga Wakil Ketua Umum KADIN Bidang UMKM, Koperasi dan Industri Kreatif Sandiaga Uno, dunia digital memang harua digerakkan sampai ke tingkat akar rumput.
Pada dasarnya lingkungan kerja bisnis digital lebih fleksibel dan tidak menuntut keahlian khusus dan modal berlimpah ruah.
"Yang penting itu idenya, bukan uang. Kerja keras dan jangan takur gaga. Kegagalan merupakan awal atau pintu kesuksesan," tutur pengusaha putra dari Mien Uno ini.
Jadi program "santripreneur" dari IPI yang berkomitmen mewujudkan santri wirausaha digital merupakan ide cemerlang bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Penulis : BUDI SETIAWANTO