Oleh: Pengki Yudistira
Kenali.co, Jika kamu Al-jabar maka aku ingin menjadi matematika nya karena aku tau matematika tidak bisa hidup tanpa Al-jabar, begitulah aku. Aku juga tahu bahwa Al-jabar hari adalah dasar dari matematika maka aku ingin kamu menjadi salah satu alasan dasar dari ibadahku.
Persamaan kamu dengan matematika itu sama-sama susah dipahami tapi aku suka dan persamaan kamu dengan trigonometri itu sama-sama menakutkan saat datang ujian tapi aku rindu.
Jika kamu matematika maka aku ingin tetap bersama kamu karena kamu pasti,konsisten, pemecah masalah, logika, dan dasar dari segala ilmu pengetahuan.
Kalimat gombalan di atas sebagi pengantar bahwa matematika sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari tapi orang-orang selalu menganggapnya sulit, susah dan memusingkan. Sehingga matematika banyak dimusuhi sebelum mencari tahu arti sebenarnya apa itu matematika. Meskipun tidak banyak orang yang sampai sekarang masih setia dengan matematika. Pada umumnya matematika sangat banyak yang dihindari, itu dibuktikan pada hasil ujian sekolah di tingkat SD, SMP, SMA bahkan di bangku kuliah juga terdapat hal seperti itu.
Kalau kita tanya pada masyarakat luas “beri satu kata apa itu matematika”?. saya pernah menanyakan hal yang sama pada masyarakat umum sekitar 60 orang, rata-rata mereka menjawab bahwa matematika itu sulit, susah, angka dan menghitung. Meskipun pertanyaan saya bersifat spontan dan tidak resmi dalam kategori penelitian tapi dengan hal tersebut saya merasa miris dengan anggapan masyarakat tersebut.
Matematika adalah pelajaran yang sangat dikeluhkan oleh para pelajar dan masyarakat umumpun juga malas untuk bicara tentang matematika. Sebenarnya ini masalah klasik yang dari dulu sampai sekarang masih sama. Dari generasi ke genarasi selalu menganggap matematika itu sulit dan susah padahal itu hanya masalah pada proses pembelajaran. Kenapa bisa begitu? Karena dari dulu sudah terbiasa menganggap matematika itu sulit dan susah sehingga sudah tertanam di pikiran masyarakat bahwa matematika itu memang sulit dan susah meskipun mereka sama sekali belum belajar matematika atau belum mengetahui apa itu matematika sebenarnya.
Sebelum berbicara lebih lanjut ada baiknya mengetahui terlebih dahulu apa arti dari matematika tersebut. Secara bahasa matematika barasal dari bahasa Yunani yaitu mathema yang artinya pengetahuan, pemikiran, dan pembelajaran (bisa dilihat di kamus besar bahasa Indonesia dan Wikipedia). Dalam artian tersebut sudah jelas matematika tidak bisa dihindari karena matematika itu pemikiran yang sekarang lebih dikenal dengan yang namanya Logika. Kalau yang masih duduk di bangku SMA ataupun sudah tamat pasti ketemu materi Logika, sedangkan yang belum SMA secara tidak sadar mereka sudah menggunakan Logika. Artinya semua orang selalu menggunakan matematika di kehidupan sehari-hari dalam aktivitasnya.
Matematika itu logika, matematika itu pengetahuan, metematika itu pasti, matematika itu pemecahan masalah dan yang paling penting bahwa matematika itu dasar dari segala ilmu pengethuan. Jadi tidak ada alasan Lagi untuk menghindari matematika. Orang-orang yang selalu berhadapan dengan matematika adalah orang yang hidupnya sangat mudah menyelesaikan suatu masalah di kehidupan sehari-hari karena sudah terbiasa menggunakan pola pemecahan masalah pada matematika. Di matematika setiap masalah selalu ada konsep penyelesaiannya begitupun pada kehipun sehari-hari setiap ada masalah pati ada konsepnya untuk menyelesaikan.
Kembali ke sejarah, pada zaman para Rosul dan para Nabi bahwa matematika sudah lama hidup. Di era itu para pejuang agama atapun pejuang wilayah selalu menggunakan konsep matematika dalam peperangan ataupun pembangunan. Contoh yang sering kita temukan masih nyata sampai sekarang seperti Ka’bah, patung Spins, Piramida dan lain sebagainya. Sepintas memang itu hanyalah bangunan bersejarah seperti biasanya, tetapi kalau dikulik lebih dalam bahwa bangunan bersejarah itu sangat erat dengan matematika seperti Piramida berbentuk Trapesium dan Ka’bah berbentuk Kubus. Itu yang terlihat secara umum, kalau dikulik lebih dalam lagi ke sejarah bahwa pembangunannya menggunakan konsep matematika karena bangunannya tersebut harus seimbang dan simetris.
Para tentara selalu mengaplikaiskan pertahanan dengan menggunakan konsep matematika agar pertahanan lebih kuat dan semakin kokoh. Sebagai contoh yang digunakan adalah pola bilangan seperti pola bilangan persegi, persegi panjang, segitiga, dan segi tiga pascal. Untuk lebih bisa mengetahui bentuk pola bilangan bisa buka buku matematika SMP kelas VIII dan kelas IX.
Mungkin kita pernah bertanya kenapa orang-orang zaman dahulu banyak menjadi ilmuan yang terkenal sampai sekarang ini tidak asing terdengar lagi. Sebagai contoh Albert Enstein, Al-quarizmi, Alpha Edison, James watt dan lain sebagainya. Jawabannya karena mereka penasaran dan tidak menghindar dari yang namanya ilmu. Pada era itu juga orang-orang memang berlomba untuk menjadi ilmuan dalam artian mereka mendekati yang namanya ilmu bukan menghindari. Ilmu pertama yang mereka pelajari adalah matematika meskipun pada zaman itu lebih dikenal ilmu Al-jabar karena mereka paham bahwa matematika adalah dasar dari penelitian mereka. Hal tersebut memang terbukti dengan penemuan-penemuan yang tidak masuk akal seperti jarak bumi ke bulan, jarak bumi ke bintang, jarak bumi ke matahari, lisrik, lampu, mesin, jam, kimia dan lain sebagainya samapai sekarang menjadi teknologi-teknologi yang luar biasa.
Kenapa bisa? Karena matematikalah dasar dari semua itu terutama ilmu logika dan kombinasi. Satu contoh ilmu matematika mengukur jarak bumi ke bulan dengan menggunakan rumus Phytagoras, Perbandingan dan lain sebagainya. Untuk mengetahui bagaimana caranya bisa buka di wikipedia karena banyak artikel yang membasas hal tersebut. Di sini tidak menjelaskan bagaimana caranya tapi hanya bisa memberi contoh-contoh matematika di kehidupan sehari-hari.
Para ilmuan selalu tertarik dengan hal-hal yang menurutnya tidak masuk akal karena itulah sumber ilmu. Dari masalah yang mereka hadapi maka muncullah rencana untuk mengetahui hal tersebut. Mereka penasaran dan mulai mendekati masalahnya. Mereka juga berpikir bahwa masalah itu diselesaikan bukan dihindari karena dari situlah mulai menemukan hal-hal baru. Begitupun matematika, jangan dihindari terlebih dahulu karena kalau dihindari maaka tidak menemukan sesuatu hal yang baru tetapi kalau kita dekati dan dipahami konsep matematikanya maka kita bisa memaknai matematika di kehidupan kita. Kalau kita baca sejarah Albert Estein apa yang dia lakukan terhadap matematika di kehidupnnya sangatlah tidak masuk akal atau di luar nalar manusia bisa dibilang seperti orang gila. Tapi dengan kegilaannya terhadap matematika kita bisa tahu siapa itu Albert Enstein sehingga sampai anak cucu kita nanti juga tahu siapa dia. Mungkin kita tidak perlu segila Albert Enstein, tapi kita cukup penasaran saja dulu apa itu matematika, di mana esensi matematika, manfaat matematika dan penting tidak matematika di kehidupan kita? Kalau kita sudah punya rasa penasaran tersebut saya yakin bahawa ada keinginan untuk belajar matematika dan tidak takut lagi dengan matematika.
Matematika itu jangan dijadikan lawan tapi dijadikan teman. Nikmati matematika, senangi matematika.
*) Penulis adalah Guru Al-Azhar Kota Jambi
Oleh: Pengki Yudistira
Kenali.co, Jika kamu Al-jabar maka aku ingin menjadi matematika nya karena aku tau matematika tidak bisa hidup tanpa Al-jabar, begitulah aku. Aku juga tahu bahwa Al-jabar hari adalah dasar dari matematika maka aku ingin kamu menjadi salah satu alasan dasar dari ibadahku.
Persamaan kamu dengan matematika itu sama-sama susah dipahami tapi aku suka dan persamaan kamu dengan trigonometri itu sama-sama menakutkan saat datang ujian tapi aku rindu.
Jika kamu matematika maka aku ingin tetap bersama kamu karena kamu pasti,konsisten, pemecah masalah, logika, dan dasar dari segala ilmu pengetahuan.
Kalimat gombalan di atas sebagi pengantar bahwa matematika sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari tapi orang-orang selalu menganggapnya sulit, susah dan memusingkan. Sehingga matematika banyak dimusuhi sebelum mencari tahu arti sebenarnya apa itu matematika. Meskipun tidak banyak orang yang sampai sekarang masih setia dengan matematika. Pada umumnya matematika sangat banyak yang dihindari, itu dibuktikan pada hasil ujian sekolah di tingkat SD, SMP, SMA bahkan di bangku kuliah juga terdapat hal seperti itu.
Kalau kita tanya pada masyarakat luas “beri satu kata apa itu matematika”?. saya pernah menanyakan hal yang sama pada masyarakat umum sekitar 60 orang, rata-rata mereka menjawab bahwa matematika itu sulit, susah, angka dan menghitung. Meskipun pertanyaan saya bersifat spontan dan tidak resmi dalam kategori penelitian tapi dengan hal tersebut saya merasa miris dengan anggapan masyarakat tersebut.
Matematika adalah pelajaran yang sangat dikeluhkan oleh para pelajar dan masyarakat umumpun juga malas untuk bicara tentang matematika. Sebenarnya ini masalah klasik yang dari dulu sampai sekarang masih sama. Dari generasi ke genarasi selalu menganggap matematika itu sulit dan susah padahal itu hanya masalah pada proses pembelajaran. Kenapa bisa begitu? Karena dari dulu sudah terbiasa menganggap matematika itu sulit dan susah sehingga sudah tertanam di pikiran masyarakat bahwa matematika itu memang sulit dan susah meskipun mereka sama sekali belum belajar matematika atau belum mengetahui apa itu matematika sebenarnya.
Sebelum berbicara lebih lanjut ada baiknya mengetahui terlebih dahulu apa arti dari matematika tersebut. Secara bahasa matematika barasal dari bahasa Yunani yaitu mathema yang artinya pengetahuan, pemikiran, dan pembelajaran (bisa dilihat di kamus besar bahasa Indonesia dan Wikipedia). Dalam artian tersebut sudah jelas matematika tidak bisa dihindari karena matematika itu pemikiran yang sekarang lebih dikenal dengan yang namanya Logika. Kalau yang masih duduk di bangku SMA ataupun sudah tamat pasti ketemu materi Logika, sedangkan yang belum SMA secara tidak sadar mereka sudah menggunakan Logika. Artinya semua orang selalu menggunakan matematika di kehidupan sehari-hari dalam aktivitasnya.
Matematika itu logika, matematika itu pengetahuan, metematika itu pasti, matematika itu pemecahan masalah dan yang paling penting bahwa matematika itu dasar dari segala ilmu pengethuan. Jadi tidak ada alasan Lagi untuk menghindari matematika. Orang-orang yang selalu berhadapan dengan matematika adalah orang yang hidupnya sangat mudah menyelesaikan suatu masalah di kehidupan sehari-hari karena sudah terbiasa menggunakan pola pemecahan masalah pada matematika. Di matematika setiap masalah selalu ada konsep penyelesaiannya begitupun pada kehipun sehari-hari setiap ada masalah pati ada konsepnya untuk menyelesaikan.
Kembali ke sejarah, pada zaman para Rosul dan para Nabi bahwa matematika sudah lama hidup. Di era itu para pejuang agama atapun pejuang wilayah selalu menggunakan konsep matematika dalam peperangan ataupun pembangunan. Contoh yang sering kita temukan masih nyata sampai sekarang seperti Ka’bah, patung Spins, Piramida dan lain sebagainya. Sepintas memang itu hanyalah bangunan bersejarah seperti biasanya, tetapi kalau dikulik lebih dalam bahwa bangunan bersejarah itu sangat erat dengan matematika seperti Piramida berbentuk Trapesium dan Ka’bah berbentuk Kubus. Itu yang terlihat secara umum, kalau dikulik lebih dalam lagi ke sejarah bahwa pembangunannya menggunakan konsep matematika karena bangunannya tersebut harus seimbang dan simetris.
Para tentara selalu mengaplikaiskan pertahanan dengan menggunakan konsep matematika agar pertahanan lebih kuat dan semakin kokoh. Sebagai contoh yang digunakan adalah pola bilangan seperti pola bilangan persegi, persegi panjang, segitiga, dan segi tiga pascal. Untuk lebih bisa mengetahui bentuk pola bilangan bisa buka buku matematika SMP kelas VIII dan kelas IX.
Mungkin kita pernah bertanya kenapa orang-orang zaman dahulu banyak menjadi ilmuan yang terkenal sampai sekarang ini tidak asing terdengar lagi. Sebagai contoh Albert Enstein, Al-quarizmi, Alpha Edison, James watt dan lain sebagainya. Jawabannya karena mereka penasaran dan tidak menghindar dari yang namanya ilmu. Pada era itu juga orang-orang memang berlomba untuk menjadi ilmuan dalam artian mereka mendekati yang namanya ilmu bukan menghindari. Ilmu pertama yang mereka pelajari adalah matematika meskipun pada zaman itu lebih dikenal ilmu Al-jabar karena mereka paham bahwa matematika adalah dasar dari penelitian mereka. Hal tersebut memang terbukti dengan penemuan-penemuan yang tidak masuk akal seperti jarak bumi ke bulan, jarak bumi ke bintang, jarak bumi ke matahari, lisrik, lampu, mesin, jam, kimia dan lain sebagainya samapai sekarang menjadi teknologi-teknologi yang luar biasa.
Kenapa bisa? Karena matematikalah dasar dari semua itu terutama ilmu logika dan kombinasi. Satu contoh ilmu matematika mengukur jarak bumi ke bulan dengan menggunakan rumus Phytagoras, Perbandingan dan lain sebagainya. Untuk mengetahui bagaimana caranya bisa buka di wikipedia karena banyak artikel yang membasas hal tersebut. Di sini tidak menjelaskan bagaimana caranya tapi hanya bisa memberi contoh-contoh matematika di kehidupan sehari-hari.
Para ilmuan selalu tertarik dengan hal-hal yang menurutnya tidak masuk akal karena itulah sumber ilmu. Dari masalah yang mereka hadapi maka muncullah rencana untuk mengetahui hal tersebut. Mereka penasaran dan mulai mendekati masalahnya. Mereka juga berpikir bahwa masalah itu diselesaikan bukan dihindari karena dari situlah mulai menemukan hal-hal baru. Begitupun matematika, jangan dihindari terlebih dahulu karena kalau dihindari maaka tidak menemukan sesuatu hal yang baru tetapi kalau kita dekati dan dipahami konsep matematikanya maka kita bisa memaknai matematika di kehidupan kita. Kalau kita baca sejarah Albert Estein apa yang dia lakukan terhadap matematika di kehidupnnya sangatlah tidak masuk akal atau di luar nalar manusia bisa dibilang seperti orang gila. Tapi dengan kegilaannya terhadap matematika kita bisa tahu siapa itu Albert Enstein sehingga sampai anak cucu kita nanti juga tahu siapa dia. Mungkin kita tidak perlu segila Albert Enstein, tapi kita cukup penasaran saja dulu apa itu matematika, di mana esensi matematika, manfaat matematika dan penting tidak matematika di kehidupan kita? Kalau kita sudah punya rasa penasaran tersebut saya yakin bahawa ada keinginan untuk belajar matematika dan tidak takut lagi dengan matematika.
Matematika itu jangan dijadikan lawan tapi dijadikan teman. Nikmati matematika, senangi matematika.
*) Penulis adalah Guru Al-Azhar Kota Jambi