Oleh: Muhammad Yasin Nur Wibowo, dkk
Kenali.co, Hakikatnya, kegiatan produksi di era millennial ini semakin berkembang pesat seiring berkembangnya zaman dan iptek. Tanpa disadari setiap orang berlomba-lomba ingin menghasilkan produk yang nantinya mereka jual di pasaran sehingga mendatangkan pemasukan bagi dirinya. Berbicara mengenai kegiatan produksi tentu berbicara masalah kreatifitas, produktifitas, dan manfaat produk yang dihasilkan bagi orang lain.
Tidak dapat dipungkiri, kebanyakan dari kegiatan produksi saat ini hanya semata-mata ingin mencari keuntungan finansial dan juga beberapa kegiatan produksi yang hanya mendistribusikan produknya untuk segelintir orang, terutama yang memiliki uang banyak. Tentu, ini akan menimbulkan kesenjangan di antara masyarakat yang lainnya.
Tapi, bagaimanakah konsep produksi secara Islam? Di dalam Islam konsep produksi tidak semata-mata bermotif untuk maksimalisasi keuntungan dunia, tetapi lebih penting untuk maksimalisasi keuntungan akhirat. Pada prinsipnya Islam juga lebih menekankan berproduksi demi memenuhi kebutuhan orang banyak, bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhan segelintir orang yang memiliki uang banyak.
Sebagai dasar modal berproduksi, Allah telah menyediakan bumi beserta isinya bagi manusia, utuk di olah bagi kemaslahatan bersama seluruh umat manusia. Hal ini terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 22: “Dialah yang menjadikan bumi sebagai atap, dan dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu, karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-kutu bagi Allah, Padahal kamu mengetahui.”
Islam juga menjelaskan mengapa produksi harus di lakukan. Menurut ajaran Islam manusia adalah khalifah (pemimpin) di muka bumi ini dan mengemban tugas untuk memakmurkan bumi ini dengan jalan beribadah kepada Allah SWT. Menurut islam, memproduksi sesuatu barang bukanlah sekedar untuk dikonsumsi sendiri atau dijual ke pasar melainkan harus pula mewujudkan fungsi sosial.
Dengan demikian, kegiatan produksi di era millennial ini haruslah mampu berkembang diiringi dengan nilai-nilai islami yang relevan, di mana meliputi nilai khilafah, adil, dan takaful. Agar nantinya perilaku produksi tersebut dapat memperoleh kebahagiaan hakiki, yaitu kebahagiaan di dunia maupun di akhirat kelak. Dan juga seorang muslim dalam memproduksi sesuatu tentulah halal dan tidak merugikan diri sendiri maupun masyarakat banyak, serta tetap dalam norma, etika, dan akhlak yang mulia.
Islam mengharamkan memproduksi segala sesuatu yang merusak nilai-nilai agama, membawa kebathilan, merusak kesejahteraan individu dan masyarakat banyak. Dan Islam juga melarang dengan tegas terhadap umatnya yang memproduksi segala sesuatu nya tidak melihat halal dan haram serta tidak mengindahkan aturan dan ketentuan yang telah ditetapkan dalam islam.
Sudah sepatutnya kita sebagai generasi millennial saat ini memproduksi segala sesuatunya haruslah menerapkan norma dan etika-etika, seperti halnya menghindari sifat tamak, melampaui batas serta berbuat dzalim, memperhatikan manfaat atau tidaknya sesuatu yang kita produksi, memperhatikan halal atau tidaknya produk tersebut, serta tidak membawa kemudharatan bagi diri sendiri serta masyarakat banyak.
Para penulis merupakan mahasiswa Universitas Jambi jurusan Akuntansi.
Oleh: Muhammad Yasin Nur Wibowo, dkk
Kenali.co, Hakikatnya, kegiatan produksi di era millennial ini semakin berkembang pesat seiring berkembangnya zaman dan iptek. Tanpa disadari setiap orang berlomba-lomba ingin menghasilkan produk yang nantinya mereka jual di pasaran sehingga mendatangkan pemasukan bagi dirinya. Berbicara mengenai kegiatan produksi tentu berbicara masalah kreatifitas, produktifitas, dan manfaat produk yang dihasilkan bagi orang lain.
Tidak dapat dipungkiri, kebanyakan dari kegiatan produksi saat ini hanya semata-mata ingin mencari keuntungan finansial dan juga beberapa kegiatan produksi yang hanya mendistribusikan produknya untuk segelintir orang, terutama yang memiliki uang banyak. Tentu, ini akan menimbulkan kesenjangan di antara masyarakat yang lainnya.
Tapi, bagaimanakah konsep produksi secara Islam? Di dalam Islam konsep produksi tidak semata-mata bermotif untuk maksimalisasi keuntungan dunia, tetapi lebih penting untuk maksimalisasi keuntungan akhirat. Pada prinsipnya Islam juga lebih menekankan berproduksi demi memenuhi kebutuhan orang banyak, bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhan segelintir orang yang memiliki uang banyak.
Sebagai dasar modal berproduksi, Allah telah menyediakan bumi beserta isinya bagi manusia, utuk di olah bagi kemaslahatan bersama seluruh umat manusia. Hal ini terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 22: “Dialah yang menjadikan bumi sebagai atap, dan dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu, karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-kutu bagi Allah, Padahal kamu mengetahui.”
Islam juga menjelaskan mengapa produksi harus di lakukan. Menurut ajaran Islam manusia adalah khalifah (pemimpin) di muka bumi ini dan mengemban tugas untuk memakmurkan bumi ini dengan jalan beribadah kepada Allah SWT. Menurut islam, memproduksi sesuatu barang bukanlah sekedar untuk dikonsumsi sendiri atau dijual ke pasar melainkan harus pula mewujudkan fungsi sosial.
Dengan demikian, kegiatan produksi di era millennial ini haruslah mampu berkembang diiringi dengan nilai-nilai islami yang relevan, di mana meliputi nilai khilafah, adil, dan takaful. Agar nantinya perilaku produksi tersebut dapat memperoleh kebahagiaan hakiki, yaitu kebahagiaan di dunia maupun di akhirat kelak. Dan juga seorang muslim dalam memproduksi sesuatu tentulah halal dan tidak merugikan diri sendiri maupun masyarakat banyak, serta tetap dalam norma, etika, dan akhlak yang mulia.
Islam mengharamkan memproduksi segala sesuatu yang merusak nilai-nilai agama, membawa kebathilan, merusak kesejahteraan individu dan masyarakat banyak. Dan Islam juga melarang dengan tegas terhadap umatnya yang memproduksi segala sesuatu nya tidak melihat halal dan haram serta tidak mengindahkan aturan dan ketentuan yang telah ditetapkan dalam islam.
Sudah sepatutnya kita sebagai generasi millennial saat ini memproduksi segala sesuatunya haruslah menerapkan norma dan etika-etika, seperti halnya menghindari sifat tamak, melampaui batas serta berbuat dzalim, memperhatikan manfaat atau tidaknya sesuatu yang kita produksi, memperhatikan halal atau tidaknya produk tersebut, serta tidak membawa kemudharatan bagi diri sendiri serta masyarakat banyak.
Para penulis merupakan mahasiswa Universitas Jambi jurusan Akuntansi.