Kenali.co, MUARASABAK – Bersama anak dan cucunya yang masih kecil, Nenek Galuh mencoba bertahan hidup di sebuah ruangan petak bekas pos ronda di Desa Sinar Kalimantan Kecamatan Mendahara. Mencuatnya kehidupan Nenek Galuh ini, berawal dari postingan warga setempat di media sosial yang akhirnya menjadi viral.
Menurut keterangan Kepala Desa Sinar Kalimantan Hasanudin, Nenek Galuh sebenarnya hingga saat ini masih berstatus sebagai warga Provinsi Riau. Meski pihak desa telah menyarankan agar Nenek Galuh mengurus pindah domisili, agar terdaftar menjadi warga Desa Sinar Kalimantan Kecamatan Geragai. Namun hingga saat ini Nenek Galuh seakan tidak mengubris saran dari pihak desa tersebut. Status Nenek Galuh yang bukan warga setempat ini pulalah, yang menyulitkan pihak desa untuk memberikan bantuan.
“Nenek Galuh itu sebenarnya pindahan dari daerah Sungai Kerang Provinsi Riau, pihak desa sudah menyarankan kepada Nenek Galuh maupun keluarganya untuk mengurus pindah domisili jika ingin menetap di Desa Sinar Kalimantan. Tapi hingga saat ini hal tersebut belum juga diurus sampai sekarang,” jelas Hasanudin.
Mengenai kehidupan Nenek Galuh sendiri, yang jauh dari kata layak. Menurut Hasanudin sebenarnya Nenek Galuh memeliki seorang anak yang sudah bekerja di Kota Jambi. Namun entah kenapa Nenek Galuh tetap ngotot, ingin mendiami salah satu pos ronda yang ada di Desa Kalimantan tersebut.
Bahkan lanjut Hasanudin, keluarga Nenek Galuh yang berada di Sungai Kerang Provinsi Riau, pernah mendatangi Nenek Galuh dengan maksud menjemput Nenek Galuh untuk kembali ke Sungai Kerang. Namun Nenek Galuh tetap kukuh pada pendiriannya untuk tetap tinggal di Desa Sinar Kalimantan dan mendiami pos ronda tersebut.
“Dalam hal ini pihak desa tentu tidak dapat berbuat banyak, kami juga kesulitan untuk menghubungi keluarganya yang berada di Sungai Kerang,” kata Kades Hasanudin.
Sebelumnya berbagai komentar memenuhi postingan seorang warga setempat terkait kehidupan Nenek Galuh di media sosial. Sejumlah akun menyatakan keprihatinanannya dan bertanya kenapa Nenek Galuh tidak mendapat perhatian dari pemerintah setempat.
“Bukan kami tidak ingin berbuat untuk Nenek Galuh, tapi karena statusnya bukan warga Desa Sinar Kalimantan, sehingga kami hanya sekedar memberikan bantuan ala kadarnya saja,” tandas Kades Hasanudin.
(zal)
Kenali.co, MUARASABAK – Bersama anak dan cucunya yang masih kecil, Nenek Galuh mencoba bertahan hidup di sebuah ruangan petak bekas pos ronda di Desa Sinar Kalimantan Kecamatan Mendahara. Mencuatnya kehidupan Nenek Galuh ini, berawal dari postingan warga setempat di media sosial yang akhirnya menjadi viral.
Menurut keterangan Kepala Desa Sinar Kalimantan Hasanudin, Nenek Galuh sebenarnya hingga saat ini masih berstatus sebagai warga Provinsi Riau. Meski pihak desa telah menyarankan agar Nenek Galuh mengurus pindah domisili, agar terdaftar menjadi warga Desa Sinar Kalimantan Kecamatan Geragai. Namun hingga saat ini Nenek Galuh seakan tidak mengubris saran dari pihak desa tersebut. Status Nenek Galuh yang bukan warga setempat ini pulalah, yang menyulitkan pihak desa untuk memberikan bantuan.
“Nenek Galuh itu sebenarnya pindahan dari daerah Sungai Kerang Provinsi Riau, pihak desa sudah menyarankan kepada Nenek Galuh maupun keluarganya untuk mengurus pindah domisili jika ingin menetap di Desa Sinar Kalimantan. Tapi hingga saat ini hal tersebut belum juga diurus sampai sekarang,” jelas Hasanudin.
Mengenai kehidupan Nenek Galuh sendiri, yang jauh dari kata layak. Menurut Hasanudin sebenarnya Nenek Galuh memeliki seorang anak yang sudah bekerja di Kota Jambi. Namun entah kenapa Nenek Galuh tetap ngotot, ingin mendiami salah satu pos ronda yang ada di Desa Kalimantan tersebut.
Bahkan lanjut Hasanudin, keluarga Nenek Galuh yang berada di Sungai Kerang Provinsi Riau, pernah mendatangi Nenek Galuh dengan maksud menjemput Nenek Galuh untuk kembali ke Sungai Kerang. Namun Nenek Galuh tetap kukuh pada pendiriannya untuk tetap tinggal di Desa Sinar Kalimantan dan mendiami pos ronda tersebut.
“Dalam hal ini pihak desa tentu tidak dapat berbuat banyak, kami juga kesulitan untuk menghubungi keluarganya yang berada di Sungai Kerang,” kata Kades Hasanudin.
Sebelumnya berbagai komentar memenuhi postingan seorang warga setempat terkait kehidupan Nenek Galuh di media sosial. Sejumlah akun menyatakan keprihatinanannya dan bertanya kenapa Nenek Galuh tidak mendapat perhatian dari pemerintah setempat.
“Bukan kami tidak ingin berbuat untuk Nenek Galuh, tapi karena statusnya bukan warga Desa Sinar Kalimantan, sehingga kami hanya sekedar memberikan bantuan ala kadarnya saja,” tandas Kades Hasanudin.
(zal)